Panggung utama di Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta menjadi ajang unjuk gigi seniman kesenian jatilan, Ahad, 25 November 2012. Lima belas kelompok jatilan dari berbagai daerah di eks-Karesidenan Surakarta plus Gunung Kidul dan Magelang menampilkan jatilan dengan berbagai kreasi.
Seperti yang ditampilkan kelompok jatilan Turangga Seto dari Desa Salam, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Musik yang mengiringi tidak hanya berasal dari alat musik tradisional seperti gamelan. Tapi juga memasukkan unsur musik modern seperti drum. Begitu pun saat para pemain jatilan memasuki arena pentas, diiringi dengan lagu Garuda Pancasila yang dinyanyikan para pemain musik.
Kali ini, 16 penari jatilan Turangga Seto menampilkan cerita tentang perjuangan prajurit di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro saat melawan Belanda. Selama 15 menit, seniman jatilan melakukan adegan menunggang kuda dengan kuda lumping.
Ketua Divisi Tari Taman Budaya Jawa Tengah, Jatmiko, mengatakan, setiap kelompok jatilan mendapat kesempatan tampil selama 15 menit. “Mereka tampil secara estafet. Selesai satu kelompok, disambung kelompok lainnya,” ujarnya kepada Tempo di sela acara, Minggu, 25 November 2012.
Tiap kelompok jatilan biasanya beranggotakan 30 orang. Dengan demikian, setidaknya ada 450 orang seniman jatilan yang terlibat dalam pentas. Pentas belasan kelompok jatilan ini bertujuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa kesenian jatilan masih eksis. “Selama ini, seni tradisi dianggap hampir punah. Kali ini kami tunjukkan bahwa jatilan tetap hidup di masyarakat,” katanya.
Kebanyakan kelompok jatilan berasal dari Boyolali, Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Kali ini ada lima kelompok jatilan dari Boyolali dan satu kelompok dari Magelang. “Jatilan yang kami tampilkan diutamakan dari sekitar Solo,” kata dia.
Pementasan jatilan secara besar-besaran sekaligus menunjukkan bahwa jatilan tetap disukai masyarakat dan bukan kesenian jelek seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo beberapa waktu lalu. “Kami menganggap ucapan Pak Bibit sebagai pelecut agar kami lebih baik dan tetap bisa eksis,” katanya.
Pentas jatilan termasuk dalam kegiatan Festival Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia 2012 yang diselenggarakan pada 24-27 November 2012 di Taman Budaya Jawa Tengah. Ketua panitia pelaksana, Sutarman, mengatakan, ada 12 kelompok kesenian utama yang tampil.
“Kesenian jatilan hanya kesenian tambahan. Tapi sengaja dimunculkan untuk mengapresiasi para seniman jatilan,” ujarnya. Sebanyak 12 kelompok berasal dari berbagai daerah, seperti Aceh dan Makassar. Kesenian yang ditampilkan, antara lain, tari-tarian, kesenian tradisi setempat, dan wayang beber.
0 komentar:
Posting Komentar